PROPOSAL PENELITIAN
Perbandingan Tingkat Kemalasan Siswa
SMA Negeri 53 Jakarta
KARYA ILMIAH REMAJA
SMA NEGERI 53 JAKARTA TIMUR
Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Mulia dan Maha
Pengasih. Dijadikannya berbagai sarana
kehidupan, hamparan daratan dan lautan, langit tanpa penyangga, siang dan malam
tunduk terhadap kehendak-Nya.
Ilmu merupakan salah satu dari kekuasaan Tuhan yang
diberikan kepada manusia melalui kegiatan belajar. Dengan ilmu manusia dapat
membuat segala sesuatu dengan mudah serta dengan pemikiran yang tepat. Salah
satu hasil dari ilmu yaitu sebuah karya, yang salah satunya merupakan karya
ilmiah. Disini penulis akan menjelaskan sebuah karya ilmiah dari hasil
penelitian yang dilakukan dalam ruang lingkup SMA Negeri 53 Jakarta tentang
tingkat kemalasan siswa di sekolah tersebut. Selain sebagai referensi bacaan
masyarakat, karya ini juga sebagai bagian dari penilaian karya ilmiah tingkat
SMA di jakarta timur.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan karya ini hingga menjadi karya yang baik. Kami
menyadari bahwa karya ini perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan.
Jakarta, 10 November 2011
Daftar Isi
Kata Pengantar 1
Daftar isi 2
I. PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
II. HIPOTESIS 7
2.1 Hipotesis Penelitian 7
III. PROSEDUR
PENELITIAN 8
3.1 Metode Penelitian 8
3.1 Populasi dan Sampel 8
3.3 Instrumen Penelitian 9
3.4 Teknik Pengumpulan Data 11
3.5 Teknik Analisis Data 12
IV. PENUTUP 13
I. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Sejak awal tahun ajaran baru, sebagian
besar siswa kelas X, XI maupun XII di
SMA Negeri 53 masih memiliki niat untuk lebih giat belajar dalam tahun ajaran
baru ini. Hal ini dibuktikan dengan keterlambatan siswa yang masih rendah serta
sering mengerjakan tugas sekolah tepat waktu. Bahkan masih banyak siswa yang
jika merasa bingung dalam pelajaran mereka bertanya pada gurunya dan setelah
pelajaran selesai mereka juga menanyai tugas sekolah yang harus dikerjakanya untuk
pertemuan selanjutnya. Mereka masih memikirkan bahwa teman yang akan ditemuinya
adalah orang-orang yang pintar melebihinya. Disinilah motivasi untuk lebih giat
dalam belajar muncul.
Tetapi, setelah beberapa bulan sekolah.
Motivasi itu mulai menghilang. Mereka telah mengenal sifat-sifat teman sekelasnya yang
ternyata memiliki sifat yang sama dengannya. Akibatnya siswa-siswi dalam kelas
tersebut memulai kekompakannya dengan dimulainya kemalasan dalam mengerjakan
tugas sekolah. Para siswa-siswi makin banyak yang mengerjakan tugasnya pada jam
pelajaran. Sebagian besar mereka menggunakan alasan tidak memiliki waktu untuk
mengerjakan tugas atau lupa mengerjakannya. Semakin banyak siswa yang terlambat
datang. Seluruh hal tersebut bila dibiarkan saja akan berdampak buruk bagi
perkembangan bangsa. Budaya kemalasan akan terus menyebar dalam kehidupan
manusia. Bagaimana cara menghilangkan budaya malas terhadap kaum pelajar?
1.2
Identifikasi Masalah
1. Di zaman yang makin mengglobal ini banyak perilaku-perilaku
buruk yang mulai merajai kaum di negeri ini. Salah satu perilaku buruk tersebut
yaitu tumbuhnya kemalasan dalam diri manusia.
2. Kemalasan dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
mengenai dampak negatif dari kemalasan.
3. Kemalasan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri maupun
orang lain.
4. Banyak orang yang malas menjadi pengangguran.
5. Banyaknya pengangguran menjadikan bertambahnya beban negara.
6. Kemalasan harus dicegah mulai dari sekarang agar generasi
selanjutnya menjadi generasi yang bersih dari sifat malas.
Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang sifat malas
yang telah menyebar di seluruh kalangan. Bagaimana cara menghilangkan kemalasan
agar minat belajar siswa meningkat.
1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis menjelaskan batasan-batasan
masalah dalam bentuk variabel, yaitu variabel bebas dan variabel bebas.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yang
digunakan yaitu siswa yang memiliki nilai tidak tuntas diatas 8 pelajaran dan
siswa yang memiliki nilai tuntas seluruhnya yang ada di SMA Negeri 53 Jakarta.
b. Variabel Terikat
Pada variabel terikat
ini, penulis membandingkan siswa yang memiliki nilai yang tidak tuntas dengan
siswa yang memiliki nilai tuntas. Siswa manakah yang memiliki tingkat kemalasan
yang rendah dan siswa manakah yang memiliki tingkat kemalasan yang tinggi.
Apakah siswa yang memiliki nilai tuntas memiliki kemalasan yang rendah atau
mungkin sebaliknya.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Apa yang menyebabkan para pelajar menjadi malas?
2. Apakah setiap orang yang rajin pasti pintar?
3. Apakah setiap orang yang malas pasti tidak pintar?
4. Apa yang mengakibatkan pelajar menjadi malas?
5. Bagaimanakah cara menghilangkan sifat malas?
6. Apa pengaruh kemalasan terhadap minat belajar siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan
masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menghilangkan budaya kemalasan di kalangan pelajar. Tujuan selengkapnya dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui :
a.
Untuk mengetahui penyebab kemalasan di kalangan
pelajar.
b.
Untuk mengetahui pengaruh kemalasan terhadap
minat belajar siswa.
c.
Untuk mengetahui dampak-dampak dari kemalasan.
d.
Untuk mengetahui apakah orang yang pintar memiliki
tingkat kemalasan yang rendah atau sebaliknya.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai peningkatan kerajinan dan
kemandirian di kalangan pelajar. Setelahnya melakukan penelitian diharapkan
memiliki manfaat atau guna baik kalangan pelajar ataupun bagi masyarakat secara
umum. Penelitian ini sangatlah penting sekali dilakukan sebagai media untuk
memahami dan mengevaluasi keadaan di SMA
Negeri 53 .
Adapun manfaat teoritis dan praktis dari
penelitian ini diharapkan untuk :
1. Sebagai program peningkatan minat belajar
siswa.
2. Memberikan referensi bagi SMA Negeri 53
dalam mengelola kelas.
3. Membantu guru dalam memecahkan masalah dalam
hal kemasalan siswa.
4. Memperluas pengetahun peneliti dalam masalah
yang menimbulkan kemalasan dalam diri siswa.
5. Mengetahui upaya-upaya guru untuk
menghilangkan kemalasan siswa.
6. Memberi
insfirasi dan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang
relevan.
II. Hipotesis
2.1 Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan
landasan teori yang
telah diuraikan serta
disesuaikan dengan masalah penelitian,
maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai
berikut:
1.
Penyebab
dari terjadinya kemalasan di kalangan pelajar di sebabkan siswa tersebut kurang
disiplin mentaati peraturan sekolah. Selain itu, terbatasnya waktu juga menjadi
alasan mereka dalam mengerjakan tugas. Kurangnya pengetahuan menjadikan mereka
menjadi malas mengerjakan tugas.
2.
Tidak
semua siswa yang memiliki rata-rata tuntas tingkat kemalasannya rendah.
3.
Tidak
semua siswa yang memiliki nilai rata-rata tidak tuntas tingkat kemalasannya
tinggi.
4.
Ada
beberapa cara untuk menghilangkan kemalasan, yaitu sebagai berikut:
a.
Berniat
dalam hati yang mendalam untuk menghilangkan kebiasaan buruk.
b.
Merubah
sikap buruk menjadi sikap yang baik.
c.
Konsentersi
memperhatikan guru mengajar.
d.
Bergaul
dengan kawan yang baik.
e.
Selalu
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.
Hubungan
antara kemalasan terhadap minat siswa sangatlah erat. Kemalasan dapat mengakibatkan
minat belajar siswa menjadi menurun dan dapat mengakibatkan turunnya nilai
pelajaran. Akibat yang lebih buruk lagi yaitu terjadinya ketidaklulusan
sekolah.
III. Prosedur Penelitian
3.1 Metode
Penelitian
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan
menunjang keberhasilan suatu penelitian. Metode kualitatif atau survey yang digunakan dalam penelitian
ini bertujuan untuk mencari data secara merata dari peserta didik secara
komprehensif tentang tingkat kemalasan yang ada di SMA Negeri 53.
Metode ini
dilakukan dengan langkah penelitian ini lebih terpokus kedalam jenis
data dimana akan bersumber pada hasil pengumpulan dengan teknik observasi dan
wawancara.
3.2 Populasi dan Sampel
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan
data, maka terlebih dahulu menentukan objek yang akan diteliti atau objek yang
akan dijadikan penelitian dimana disini penulis hanya menentukan populasi
seluruh siswa yang memiliki nilai yang tuntas seluruhnya dan sisiwa yang memiliki nilai tidak tuntas
diatas 8 pelajaran di SMA Negeri 53 dengan memakai sampel 3 siswa yang memiliki
nilai yang tuntas seluruhnya dan 3 siswa yang memiliki nilai tidak tuntas diatas
8 pelajaran.
3.3 Instrumen
Penelitian
Adapun
instrumen penelitian dalam pengumpulan data yang akan digunakan adalah:
Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi terhadap sampel. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Setuju, b. Ragu-ragu, c. Tidak Setuju.
Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist .
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Setuju, b. Ragu-ragu, c. Tidak Setuju.
Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist .
Checklist
Dalam penelitian ini peneliti menyatakan beberapa pernyataan yang didapat melalui wawancara bersamaan terhadap semua sampel dan diambil kesimpulan sebagai berikut.
Dalam penelitian ini peneliti menyatakan beberapa pernyataan yang didapat melalui wawancara bersamaan terhadap semua sampel dan diambil kesimpulan sebagai berikut.
S
: Setuju
RG : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
Ternyata banyak siswa
yang menganggap orang yang pintar
merupakan orang yang rajin dan orang yang malas merupakan orang yang
bodoh.
3.4 Teknik Pengumpulan
Data
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menerapkan teknik pengamatan (observation), wawancara (interview).
1. Observasi
Teknik pengamatan (observasi) dalam penelitian
ini, peneliti mengamati sampel selama lima hari. Hal-hal yang diamati yaitu
sebagai berikut :
a.
Tingkah laku yang sampel
lakukan selama dalam pengamatan.
b.
Sikap-sikap sampel
terhadap tugas sekolah.
c.
Kerajinan sampel dalam
berkelompok.
d.
Dimana sampel biasa
mengerjakan tugas sekolah.
e.
Apakah sampel tersebut
sering menyontek.
f.
Apakah sampel tersebut
sering tidak membawa buku pelajaran.
g.
Apakah siswa tersebut
sering absent pelajaran atau terlambat hadir.
2. Wawancara
Setelah dilakukan pengamatan yang dilakukan
selama lima hari. Peneliti mewawancarai sampel-sampel tersebut dan diambil
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Siswa
yang memiliki nilai yang tuntas memiliki tingkat kemalasan yang rendah dan siswa
yang memiliki nilai tidak tuntas memiliki tingkat kemalasan yang tinggi.
3.5 Teknik Analisa
Data
Mengenai analisis data penulis mencoba terlebih
dahulu mengumpulkan beberapa literatur bacaan sebagai sumber rujukan yang
kemudian dijadikan sebagai data teoritis dan menganalisisnya sehingga kemudian
digunakan sebagai pelengkap dalam memecahkan masalah penelitian ini. Data yang
akan dihimpun dalam penelitian ini dikuantifikasikan kedalam data kualitatif.
Langkah-langkah dalam menganalisis data akan menggunakan studi grounded theory.
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:
a. Mengorganisir data.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Axial
coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi
yang menyebabkan siswa menjadi malas, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi
terhadap sampel, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
d. Selective
coding, peneliti mengidentifikasi jalannya kejadian-kejadian yang terjadi
terhadap sampel dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya
peneliti mengembangkan dan menggambarkan data-data yang telah didapat sebagai suatu
acuan yang menjawab dari masalah.
IV. Penutup
Demikianlah proposal penelitian ini kami sampaikan. Kami
harap proposal ini dapat berguna. Mohon maaf bila terjadi kesalahan. Kami
menyadari bahwa karya ini perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.